09 Mei 2010

Really Absurd


That me is too absurd, I'm just somehow too afraid to be straightforward.

Saya mau menulis banyak hal, tentang apa yang saya rasa. Tapi, saya seperti terkondisikan untuk menyimpan semua yang tidak enak, sendiri, sampai semua hilang. Hilang? Kadang benar-benar hilang, tapi lebih sering apa yang tersimpan dan berusaha untuk dihilangkan datang lagi tiba-tiba di waktu yang tidak disangka-sangka.
Introvert? Iya banget. Entah ini bawaan dari lahir atau sesuatu yang dipelajari tanpa sadar, tapi jadi sesuatu yang besar pengaruhnya dalam ha-hal yang saya lakuin dengan sadar. Dan akhirnya, I'm not used to express clearly what's inside my mind. Yang ujung-ujungnya, I've became markedly retarted in this feeling-expression thing.
Ya, saya merasa really retarded, bercampur dengan rasa takut akan tanggapan orang tentang pikiran dan lebih lagi tentang emosi-emosi saya, dan rasa mau bilang, "What's really happen is.."
Dan tentang tulisan ini, it's really absurd isn't it? Takut bicara, tapi saya bicara tentang ketakutan.

Anything, Please..

Tell me
anything
even if it's only a "Hi!"
it doesn't matter

Ask me
anything
even if it's a silly question
it's okay

Or, simply just buzz me
reply me
wall me
or text me

Whatever, I'll apreciate it

Have you ever hated yourself for staring at the phone?
You're whole life waiting on the ring to prove you're not alone

(Pink-Glitter In The Air)

08 Mei 2010

Wider Room

Dari dulu gw pingin punya blog yang bisa gw maintain. Tapi ya yang namanya amatiran, gw sering diserang writers-block kalau berhadapan dengan keyboard dan screen laptop untuk dengan sengaja nulis apa yang ada di pikiran.

Sepuluh jari gw sering kaku sendiri kalo harus diajak kerjasama dengan sengaja untuk bikin tulisan. Pikiran-pikiran gw lebih banyak keluar lewat tweet-tweet dan status update facebook karena lebih simpel, apa yang kepikiran langsung "di-tweet" atau "di-status". Beda dengan "blogging" karena nulis di sini harus "disengajakan".

Facebook dan twitter sebenarnya cukup memenuhi "hasrat" bagi-bagi pikiran di dunia maya. Tinggal buka browser di hape, nulis, kirim, selesai. Dan ga perlu nunggu lama untuk di respon.

Tapi, gw rasa ruang yang tersedia terbatas banget. Memang di facebook dan twiiter ide bisa dengan leluasa dibagi, tapi tidak utuh karena terbatas. Twitter terbatas 140 karakter, tulisan-tulisan di facebook "hanya" bisa dibaca orang-orang yang sudah jadi friends gw di sana, itupun kalau mereka aktif fb-an atau twitteran.

Belum lagi ditambah dengan cepatnya tenggelam status atau tweet karena harus bersaing dengan isi kepala user lain yang saling "berebut" atensi di home dua media sosial itu.

Well, now I'm trying to take care of this stranded blog again. I need wider room to contemplate my thoughts. But more than that, I have an urge to share. For now, at least I can share what's on my mind with you all. Remind mo to keep blogging, my dearest friends! :)