08 Mei 2010

Wider Room

Dari dulu gw pingin punya blog yang bisa gw maintain. Tapi ya yang namanya amatiran, gw sering diserang writers-block kalau berhadapan dengan keyboard dan screen laptop untuk dengan sengaja nulis apa yang ada di pikiran.

Sepuluh jari gw sering kaku sendiri kalo harus diajak kerjasama dengan sengaja untuk bikin tulisan. Pikiran-pikiran gw lebih banyak keluar lewat tweet-tweet dan status update facebook karena lebih simpel, apa yang kepikiran langsung "di-tweet" atau "di-status". Beda dengan "blogging" karena nulis di sini harus "disengajakan".

Facebook dan twitter sebenarnya cukup memenuhi "hasrat" bagi-bagi pikiran di dunia maya. Tinggal buka browser di hape, nulis, kirim, selesai. Dan ga perlu nunggu lama untuk di respon.

Tapi, gw rasa ruang yang tersedia terbatas banget. Memang di facebook dan twiiter ide bisa dengan leluasa dibagi, tapi tidak utuh karena terbatas. Twitter terbatas 140 karakter, tulisan-tulisan di facebook "hanya" bisa dibaca orang-orang yang sudah jadi friends gw di sana, itupun kalau mereka aktif fb-an atau twitteran.

Belum lagi ditambah dengan cepatnya tenggelam status atau tweet karena harus bersaing dengan isi kepala user lain yang saling "berebut" atensi di home dua media sosial itu.

Well, now I'm trying to take care of this stranded blog again. I need wider room to contemplate my thoughts. But more than that, I have an urge to share. For now, at least I can share what's on my mind with you all. Remind mo to keep blogging, my dearest friends! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar